Blogger templates

Kamis, 09 Januari 2014

Wawancara Konseling



A.           Wawancara
Wawancara merupakan salah satu kata dalam bahasa Inggris yaitu kata interview. Menurut kamus Wikipedia, wawancara dapat diartikan sebagai percakapan antara 2 orang atau lebih yang berlangsung antara narasumber dan pewawancara untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu hal.

B.           Wawancara Konseling

Wawancara konseling mungkin merupakan wawancara yang paling sensitif dari seluruh bentuk wawancara. Wawancara konseling tidak akan terjadi kecuali bila ada seseorang yang merasa tidak mampu menangani sendiri problemnya dan memerlukan bantuan orang lain atau konselor yang menentukan sesi-sesi konseling yang dibutuhkan. Masalah yang dihadapi mungkin saja bersifat sangat pribadi misalnya persoalan-persoalan keuangan, seks, stabilitas emosional, kesehatan fisik, pernikahan, moral, gaya kerja atau duka cita atas kematian teman dan anggota keluarga. Konseling merupakan proses membantu seseorang untuk memperoleh pemahaman tentang masalahnya serta menemukan jalan untuk menanggulanginya.

1.            Pendekatan Dasar untuk Wawancara Konseling
a.             Konseling Directive (penyuluhan terarah)
Karakteristiknya adalah konselor mengarah langsung ke masalah, mengontrol struktur wawancara, memutuskan untuk menyelesaikan atau menghindari masalah subjek, menyusun langkah-langkah dalam wawancara dan menentukan lamanya wawancara. Konselor mengumpulkan informasi, menganalisis masalah, memberikan pendapat, memberi solusi, memberi arahan yang spesifik kepeda klien. Konselor mengatur bagaimana klien bertindak dengan tujuan untuk mengubah perilakunya agar sesuai. Diasumsikan bahwa konselor lebih mampu dibanding klien dalam memecahkan masalah.
Keuntungan konseling directive adalah:
·               Cukup mudah untuk memimpin dan mempelajarinya
·               Tidak memerlukan waktu yang banyak
·               Konselor fokus pada kepentingan masalah yang spesifik
·               Memperbolehkan konselor untuk memberikan informasi dan pedoman penting
·       Memperbolehkan konselor untuk melayani seperti penasehat ketika klien merasa segan dan tidak sanggup untuk menganalisis masalahnya atau untuk memperkirakan kemungkinan-kemungkinan solusinya.
b.            Konseling Non-directive
Karakteristiknya adalah konselor dipandang sebagai fasilitator/penolong pasif bukan sebagai ahli, konselor membantu klien memperoleh informasi, mendapat insight, menyelidiki masalah serta menganalisisnya, dan menemukan dan mengevaluasi solusinya. Konselor mendengarkan, mengobservasi, dan memberi harapan (mendorong) bukannya memaksakan ide dan solusi. Konseling berpusat pada klien, klien yang mengontrol struktur wawancara, menentukan topik apa yang akan didiskusikan, kapan mereka akan berdiskusi dan bagaimana mereka akan berdiskusi, menentukan langkah-langkah dalam diskusi serta lamanya waktu diskusi.
Diasumsikan bahwa: Setiap orang mempunyai kemampuan untuk mencapai pemecahan terbaik yang ia miliki, hanya klien yang dapat memutuskan apa yang terbaik untuknya, hal terpenting dalam konseling adalah mendengar.
Keuntungan konseling non-directive:
·       Membolehkan klien untuk mengungkapkan apa yang lebih penting untuk dirinya pada waktu yang diperlukan
·     Membolehkan klien menyampaikan informasi dengan sukarela yang mungkin saja konselor tidak memikirkan hal itu
·               Menyerahkan kepada klien untuk lebih mengontrol keputusan serta tindakannya
·      Non-directive mungkin dapat mendorong klien untuk memberikan jawaban dan komentar secara mendalam
·               Non-directive memungkinkan adanya komunikasi pada klien bahwa konselor sungguh tertarik padanya dan tidak terburu-buru untuk menerima klien lain ataupun mengerjakan tugas lainnya.
Konselor yang terdiri dari konselor akademik, konselor pada perlindungan sosial (Social Security), konselor pernikahan dan konselor kesehatan selalu menggunakan kombinasi yang tepat antara pendekatan directive dan non-directive. Contohnya, selama bagian pertama dari wawancara dengan keluarga, konselor pelayanan sosial mungkin menggunakan pendekatan directive untuk mendapatkan informasi tentang keluarga tersebut seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, alamat, pekerjaan, masalah-malah kesehatan, dan lain-lain. Konselor mungkin pindah ke pendekatan non-directive ketika mencoba untuk menemukan masalah keluarga lalu menghadapi masalah tersebut, bagaimana anggota keluarga tersebut merasakan masalahnya, dan apakah mereka mengharapkan pelayanan sosial. Tugas yang sulit dari konselor adalah menentukan pendekatan khusus yang tepat dan merubah dari pendekatan satu ke pendekatan yang lain selama wawancara konseling.

2.            Teknik Wawancara Konseling
Darley mengajukan empat kaidah dalam wawancara konseling sebagai berikut:
a.          Dalam wawancara seorang konselor tidak memberikan ceramah, artinya konselor terlalu banyak bicara, sehingga menyita hampir seluruh waktu pertemuan dengan klien. Hal ini akan menghambat klien berbicara, klien bersifat pasif, sebagai pendengar. Konseling yang baik kegiatan berbicara ada pada klien, sehingga konselor akan banyak melakukan kegiatan mendengarkan.
b.            Dalam berbicara konselor menggunakan kata-kata sederhana yaitu kata-kata yang dapat dicerna oleh klien, dapat dipahami dan dimengerti. Dengan demikian terjadi hubungan yang baik dan komunikasi yang lancar.
c.     Dalam wawancara konselor harus merasa yakin bahwa informasinya diperlukan oleh klien, berarti mempunyai keyakinan bahwa dirinya diperlukan dan pertolongannya sangatlah dibutuhkan. Keyakinan itu akan menjadikan konselor mantab dalam memberikan bantuan kepada klien.
d.            Konselor merasakan sikap klien dalam menyelesaikan masalahnya. Hal ini berarti adanya perasaan empati dari konselor (konselor memahamai diri klien, dan klien mengerti bahwa konselornya memahami dirinya).

3.            Merencanakan Wawancara
a.             Membuat keputusan untuk melakukan konseling
Konseling berarti menginvestasi waktu, energi dan uang untuk kedua individu (konselor dan klien).
b.            Mengumpulkan fakta
Konselor harus spesifik tidak ambigu. Konselor yang baik memulai dengan fakta-fakta. Dalam mengumpulkan fakta, digunakan paradigma yang paling relevan dengan situasi tertentu. Paradigma pertama menyatakan bahwa seseorang bertanggung jawab atas masalahnya, oleh karena itu solusinya yaitu merubah orang itu. Paradigma kedua menyatakan bahwa masalah disebabkan oleh lingkungan/situasi kerja bukan karena individunya/tingkah lakunya.
c.             Meninjau kembali tujuan semula
Konseling adalah aktivitas membantu, membantu maksudnya membuat perubahan-perubahan yang harusnya terjadi pada klien. Konselor harus menginvestigasi apakah tujuannya sama/tidak dengan klien.
d.            Batasi sasaran pada tiap wawancara
Batasan itu dapat dibagi menjadi: wilayah masalah, alasan untuk berubah, alternatif perubahan, dan manfaat perubahan.
e.             Pilih struktur untuk konseling
Konselor dapat memakai konseling directive/non-directive.
f.             Rencanakan suasana yang akan di kembangkan
Suasana yang paling bermanfaat untuk konseling seperti “terbuka”, “interaktif”, dan “objektif”. Keterbukaan dikarakteristikkan dengan pengungkapan diri. Dibutuhkan saling percaya satu sama lain dan harus menjaga kerahasiaan karena orang sulit untuk terbuka. Konselor lebih baik menekankan pada fakta daripada penilaian sendiri saat mengambil kesimpulan. Hal yang juga penting yaitu menggunakan sapaan formal seperti Tuan, Nyonya, Nona, selain itu mengatur tempat duduk dan memperhatikan penampilan juga penting.
g.            Menyusun setting sehingga interaksi dapat maksimal
Setting juga merupakan penentu terjadinya interaksi. Beberapa pertimbangan utama:
·               Buat janji dengan klien dan tentukan berapa lama pertemuan akan berlangsung.
·               Pilih ruangan tersendiri, area yang nyaman dan bebas gangguan.
·               Atur perabotan yang akan membantu apakah ingin formal/informal.
·               Perhatikan pencahayaan, cahaya yang lemah cenderung membuat orang lebih terbuka.

4.            Melakukan Wawancara
Pendahuluan wawancara konseling sebaiknya memenuhi 4 hal yaitu:
a.             Membangun raport
Raport diperlukan untuk membuat klien nyaman dan menumbuhkan kepercayaan diri klien. Dapat dilakukan dengan memulai pembicaran singkat, orientasi yang bagus, hangat dan ramah. Setelah membangun raport, konselor membuat kesepakatan kerja mengenai bayaran, frekuensi sesi konseling dan tujuan klien. Beberapa hal yang dapat dilakukan agar klien mau bicara adalah:
·               Meyakinkan padanya akan kerahasiaan
·               Menunjukkan komitmen untuk membantu
·               Jujur
·               Mendengarkan dari awal
·               Tunjukkan penerimaanmu
b.            Spesifik dalam mengidentifikasi dan mengartikan masalah, tingkah laku, sikap/hubungan
Menggali lebih dalam masalah klien dengan menyelidiki dan menanyakan hal-hal yang spesifik. itu dilakukan agar klien mau membuka diri dan mengakui masalahnya. Setelah masalah diakui biasanya kemajuan dapat dibuat.
c.             Menyelidiki/mengeksplorasi persepsi klien
Menyelidiki dengan menanyakan pertanyaan yang membangkitkan kenangan dan tidak membiarkan klien menghindari topik. Jika klien meyakini suatu persepsi tanyakan apakah dia mendukung/menolaknya. Eksplorasi yang efektif dilakukan dengan terus terang, tidak menuduh dan dengan cara yang tidak berperasaan.
d.            Mendengar dan menyerap
Konselor tidak hanya mendengar tapi juga menyimak baik apa yang dikatakan klien untuk medeteksi perubahan-perubahan dalam percakapan dan ketidakkonsistenan. Setelah itu diberi pertanyaan tambahan untuk mengklarifikasi perasaan dan kesan klien. Perhatikan juga tingkah laku nonverbal karena dapat mengungkapkan hal yang disembunyikan dalam kata-kata.
e.             Menyelidiki reaksi secara penuh
Konfrontasi diperlukan dalam menyelidiki reaksi klien karena sebagian besar orang selalu ingin menutupi kesalahan yang membuat mereka tak nyaman. Wawancara non-directive akan lebih banyak mendapat feedback reaksi klien.
f.             Berorientasi pada masalah
Konseling memiliki konotasi dimana keputusan-keputusan dapat diambil. Lebih baik konselor berorientasi pada masalah daripada berorientasi pada solusi. Waktu digunakan untuk menyelidiki akar masalahnya.
g.            Membuat catatan menyeluruh
Tidak satupun orang dapat menghafal semua rincian dalam sesi konseling. Oleh karena itu disarankan untuk mencatatnya. Catatan itu dapat digunakan konselor untuk mendalami masalah klien.



5.            Menghadapi Kesulitan Tertentu
a.             Klien yang susah berbicara
Membantu klien menyaring ide dan ekspresi mereka karena sebagian besar orang kesulitan menganalisis masalah mereka sendiri. Oleh karena itu membutuhkan waktu dan banyak probing untuk mengetahui maksud dan reaksi mereka. Untuk memudahkan klien mengungkapkan masalahnya biasanya beberapa konselor membicarakan hal lain dulu sebelum masalahnya.
b.            Keinginan untuk pergi (wanting to leave)
Sebagian besar klien ingin meninggalkan situasi konseling yang menekan mereka. Untuk mencegah kepergian mereka konselor sebaiknya menunjukkan manfaat melanjutkan hubungan/konseling.
c.             Ketergantungan
Ketergantungan terjadi ketika klien berharap konselor mampu menyelesaikan masalahnya. Konselor yang menggunakan pendekatan directive tidak akan kesulitan menghadapi keinginan klien. Tapi akan bermasalah bila menggunakan pendekatan non-directive karena klien dipaksa untuk memberi solusi masalahnya sendiri.
d.            Penyangkalan
Penyangkalan harus dihadapi untuk membuat kemajuan. Penyangkalan ini dapat diatasi dengan membuktiknnya dengan tegas, menghadapinya dengan fakta-fakta dan mendorong klien pada suatu pengakuan.


1 komentar:

Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More